Aliran Behaviorisme
Jhon Broades Watson
· Jhon Broades Watson lahir pada tanggal 9 Januari 1878 di Greenville dan beliau wafat pada tanggal 25 September 1958 di New York City. Tahun 1908 Watson menjadi professor dalam psikologi eksperimen dan psikologi komparatif di John Hopkins University di Baltimore dan sekaligus menjadi direktur laboratorium psikologi. Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviourisme di Amerika Serikat. Karya Watson yang dikenal adalah Psychology as the Behaviourist view it (1913). Menurut Watson psikologi haruslah menjadi ilmu yang objektif, karena itu Watson tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode introspeksi.
· Karya-karya Watson
- Psychology as The Behaviorist Views It, dalam karyanya ini watson menjelaskan bahwa tingkah laku seseorang dapat dijelaskan atas dasar reaksi fisiologik terhadap suatu rangsangan atau stimulus.
- Psychology from The Standpoint of a Behaviorist (1919)
- Psychology Care of Infant and Child
· Manusia dalam pandangan Watson
Watson berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu yang dapat diprediksi dan dikontrol. Konsep manusia menurut teori behaviorisme yaitu perilaku manusia adalah sesuatu yang dapat di bentuk melalui pembiasaan atau pengondisian tertentu, sehingga akhirnya menjadi perilaku yang menetap. Tetapi perilaku tersebut dapat diubah kembali seperti saat sebelum diberi pengondisian, menggunakan pengondisian yang bertolak belakang dengan pengondisian awal. Behaviorisme tidak mempersoalkan apakah manusia itu baik atau jelek, rasional atau emosional, tetapi behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku manusia dikendalikan oleh lingkungan.
· Konsep Watson tentang kehidupan psikis individu
Watson yang seorang pelopor aliran behaviorisme menjelaskan sebuah konsep kepribadian melalui eksperimennya yang mengacu pada stimulus/respon dengan mempelajari tingkah laku manusia. Lalu Watson mengganti dengan istilah stimulus, respons, dan habit pada konsep kesadaran dan ketidaksadaran. Watson menemukan hunungan prinsip dan pola perilaku tertentu yang terjadi sebagai akibat dari pemahaman respons dasar dalam menerima stimulus yang semakin banyak dan kompleks, hal ini di mungkinkan melalui proses berfikir.
· Mahzab-mahzab Behaviorisme Watson
- Mazhab Behavioral
Konseling merupakan sebuah upaya pemberian bantuan dari seorang konselor kepada klien. Pendekatan behavioristik dalam psikoterapi adalah salah satu dari beberapa revolusi dalam dunia pengetahuan psikologi khususnya psikoterapi.
- Mazhab Psikoanalisa
Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi. Tokoh pendiri psikoanalisa adalah Sigmund Freud. Teori psikoanalisa adalah terapi kausal yang berusaha menghilangkan penyebab-penyebab neurosis. Psikoanalisa menunjukkan pada kita bahwa dunia ketidaksadaran adalah dunia psikis yang sangat luas sekaligus sangat bernilai.
Adapun teknik dasar dalam pendekatan psikoanalisa yaitu :
a. Asosiasi bebas
b. Penafsiran (interorestasi)
c. Analisis mimpi
d. Resistesi analisis dan penafsiran resistensi
e. Analisis transferensi/pengalihan
Tujuan psikoterapi psikoanalisis adalah mengungkapkan konflik-konflik yang dianggap mendasari munculnya ketakutan yang ekstream dan reaksi menghindar yang menjadi karakteristik gangguan ini, serta agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya.
- Mazhab Humanistik
Mazhab ini memiliki pandangan terhadap psikoterapi yang menekankan pengalaman subjektif individual kemauan bebas serta kemampuan yang ada untuk menentukan satu arah baru dalam hidup.
· teori watson ada Aliran perilaku yang mempunyai 3 ciri penting :
1. Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen-elemen atau bangunan perilaku.
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari daripada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme kecenderungan menolak perilaku bawaan.
3. Difokuskan pada perilaku binatang. Tidak ada perbedaan esensial antara perilaku manusia dan perilaku binatang dan bahwa kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
· Beberapa pandangan utama Watson :
1. Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R Psychology). Yang dimaksud dengan stimulus adalah semua obyek di lingkungan, termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh. Respon adalah apapun yang dilakukan sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi, juga termasuk pengeluaran kelenjar. Respon ada yang overt dan covert, learned dan unlearned.
2. Tidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai penentu perilaku. Perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting. Dengan demikian pandangan Watson bersifat deterministik, perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal.
3. Dalam kerangka mind-body, pandangan Watson sederhana saja. Baginya, mind mungkin saja ada, tetapi bukan sesuatu yang dipelajari ataupun akan dijelaskan melalui pendekatan ilmiah. Jadi bukan berarti bahwa Watson menolak mind secara total.Penolakan dari consciousness, soul atau mind ini adalah ciri utama behaviorisme dan kelak dipegang kuat oleh para tokoh aliran ini, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. [Pada titik ini sejarah psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap konsep soul dan mind.
4. Sejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang obyektif, maka psikologi harus menggunakan metode empiris. Dalam hal ini metode psikologi adalah observation, conditioning, testing, dan verbal reports.
5. Secara bertahap Watson menolak konsep insting, mulai dari karakteristiknya sebagai refleks yang unlearned, hanya milik anak-anak yang tergantikan oleh habits, dan akhirnya ditolak sama sekali kecuali simple reflex seperti bersin, merangkak, dan lain- lain.
6. Sebaliknya, konsep learning adalah sesuatu yang vital dalam pandangan Watson, juga bagi tokoh behaviorisme lainnya. Habits yang merupakan dasar perilaku adalah hasil belajar yang ditentukan oleh dua hukum utama, recency dan frequency. Watson mendukung conditioning respon Pavlov dan menolak law of effect dari Thorndike. Maka habits adalah proses conditioning yang kompleks. Ia menerapkannya pada percobaan phobia (subyek Albert).
7. Pandangannya tentang memory membawanya pada pertentangan dengan William James. Menurut Watson apa yang diingat dan dilupakan ditentukan oleh seringnya sesuatu digunakan/dilakukan. Dengan kata lain, sejauh mana sesuatu dijadikan habits. Faktor yang menentukan adalah kebutuhan.
8. Proses thinking and speech terkait erat. Thinking adalah subvocal talking. Artinya proses berpikir didasarkan pada keterampilan berbicara dan dapat disamakan dengan proses bicara yang ‘tidak terlihat’, masih dapat diidentifikasi melalui gerakan halus seperti gerak bibir atau gesture lainnya.
9. Sumbangan utama Watson adalah ketegasan pendapatnya bahwa perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya. Jadi psikologi adlaah ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku.
· Perkembangan Behaviorisme :
1. Tahap pertama, Behaviorisme (Watson).
Tahap yang kemudian disebut dengan behavorisme radikal, yaitu tahapan awal terbentuknya behaviorisme sampai dengan tahun 1930 an. Pada tahap ini, hanya fokus pada perilaku yang dapat diamati dan menghindari pembahasan mengenai kondisi mental (Greenwood, 2009).
2. Tahap kedua, Neo-Behaviorisme (Tolman, Hull, dan Skinner)
Tahap ini merupakan tahap setelah behaviorisme pada tahun 1930 an - 1960 an. Pada tahap ini, sudah ada pengaruh logical positivism, pandangan yang sudah mengakui adanya dua jenis sains yaitu sains empiris dan sains rasio (Hergenhahn, 2009).
3. Tahap ketiga, Sosio-Behaviorisme (Albert Bandura dan Rotter)
Tahap ini merupakan tahap setelah neo-behaviorisme pada tahun 1960 an - 1990 an. Bandura mengkritik bahwa behaviorisme radikal yang menganggap hubungan antara perilaku dan lingkungan bersifat deterministik, ia menawarkan social learning theory yang meyakini terjadinya interaksi antara perilaku, kognisi dan lingkungan serta perilaku manusia bisa diperoleh melalui modeling (Bandura, 1966).
· Perilaku yang menetap itu bisa dihilangkan, mungkin bisa dengan menerapkan sistem reward atau hukuman secara selektif (reward apabila melakukan hal yang benar, hukuman apabila melakukan hal yang salah), latihan keterampilan sosial (teknik khusus dalam berinteraksi sosial), dan terapi aversi (strategi membalikkan rasa bangga karena menyakiti teman lain diubah menjadi hal terbalik, seperti menimbulkan rasa dosa, iba, takut, dan lain-lain).
· Terapi tingkah laku akan menghilangkan tingkah laku maladaptive dan menggantikannya dengan tingkah laku baru yang lebih sesuai. Bisa memunculkan kepribadian lain sebab Pendekatan ini telah memberikan penerapan yang sistematis tentang prinsip-prinsip belajar dan pengubahan tingkah laku kearah cara-cara yang lebih adaptif. Berlandaskan teori belajar, modifikasi tingkah laku dan terapi tingkah laku adalah pendekatan-pendekatan terhadap konseling dan psikoterapi yang berurusan dengan tingkah laku.
· Sebenarnya tidak semua orang yang tinggal di lingkungan yang tidak baik dia akan mempunyai background yang tidak baik juga. karena dalam teori behaviourisme menjelaskan bahwa behaviorisme tidak mempersoalkan apakah manusia itu baik atau jelek, rasionil ataupun emosionil. memang betul sekali pengaruh lingkungan itu sangat mempengaruhi tingkah laku seseorang. tetapi, apabila dari orang tersebut ingin merubah dirinya lebih baik dah tidak mau berpengaruh dengan lingkungan yang ia tinggali maka dia pasti akan berperilaku baik balik lagi pada orang tersebut ia mau menempatkan posisi dia menjadi orang yang terpengaruh atau mempengaruhi orang lain untuk menjadi lebih baik.
· Ada perilaku manusia tertentu yang tidak bisa diubah melalui lingkungan sekitarnya, yaitu perilaku bawaan yang dimiliki sejak ia lahir di dunia. Seperti makan, tidur, menangis, marah, mempertahankan diri, mengantuk, rasa cinta, rasa keinginan untuk memiliki, dan rasa sayang.
Burrhus Frederic Skinner dan Albert Bandura
· Burrhus Frederic Skinner (B.F.Skinner) lahir pada tanggal 20 Maret 1904, di Susquehanna, Pannsylvania. Albert Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Mundare, Alberta Kanada.
1. Karya Skinner
- Two types of Conditioned Reflex and Pseudotype (1935)
- The Behavior of Organisma (1938)
- Supertition in The Piagon (1948)
- Are Theorities of Leanning Necessary (1950)
- Science and Human Behavior (1953)
- Dst.
2. Karya Alberd Bandura
- Adolescent aggression (1959)
- Social leaning and personality development (1969)
- Principles of behaviour modification (1969)
- Psychological modelling (1971)
- Aggression social learning analysis (1971)
- Dst.
· Manusia dalam pandangan Skinner
Skinner memegang pandangan deterministik atas sifat dasar manusia, menurut Skinner manusia tidak bebas, tetapi dikontrol oleh dorongan dari lingkungannya. Manusia dapat melihat seolah-olah termotivasi oleh internal, namun pada kenyataannya motivasi tersebut berada di luar individu. Konsep kemanusiaan Skinner bersifat optimistik, karena menurutnya manusia dibentuk oleh konsep penguatan, yang memberikan kepuasan cenderung meningkatkan kemunculannya. Maka, manusia belajar hidup secara harmonis dengan lingkungannya. Teori kepribadian Skinner condong pada kausalitas, perilaku disebabkan oleh sejarah yang dialami oleh individu tersebut atas penguatan dan kemampuan bertahan hidup. Skinner bahkan menyatakan sebagian besar kepribadian manusia dibentuk oleh lingkungan, maka dari itu Skinner lebih ke penentu sosial.
· Manusia dalam pandangan Albert Bandura
Albert Bandura berpendapat bahwa manusia dapat berfikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri, sehingga mereka bukan semata-mata tidak yang menjadi obyek pengaruh lingkungan. Bandura juga menyatakan bahwa banyaknya aspek fungsi kepribadian melibatkan interaksi seseorang dengan orang lain. Dampaknya, teori kepribadian yang memadai harus memperhitungkan konteks sosial di mana tingkah laku itu diperoleh dan di pelihara. Menurutnya, manusia mempunyai kemampuan berfikir dan dengan kemampuan itu mereka memanipulasi lingkungan, sehingga terjadi perubahan lingkungan akibat kegiatan manusia.
· Konsep Skinner tentang kehidupan psikis individu
Menurut Skinner, perilaku manusia atau kepribadian manusia dibentuk oleh seleksi alam, praktik-praktik budaya, dan sejarah penguatan individu. Namun pada akhirnya ini semua hanya persoalan seleksi alam, karena pengondisian operan merupakan proses yang terus berevolusi.
· Konsep Albert Bandura tentang kehidupan psikis individu
Bandura menjelaskan bagaimana perilaku sosial belajar anak, bandura menggunakan prinsip- prinsip pengkondisian klasik dan pengkondisian operan. Bandura yakin bahwa anak belajar tidak hanya melalui pengalamannya tetapi juga melalui pengamatan, yakni mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain. Model belajar yang dikembangkan Bandura meliputi tingkah laku, kognisi, dan lingkungan.
· Mazhab Behaviorisme Skinner
Skinner menekankan pada perubahan perilaku yang dapat diamati dengan mengabaikan kemungkinan yang terjadi dalam proses berfikir pada otak seseorang. Skinner disini membedakan adanya dua macam respon, yaitu responding conditioning dan operant conditioning. Respondent conditioning adalah respon yang diperoleh dari beberapa stimulus yang teridentifikasi. Operant conditioning adalah suatu respon terhadap lingkungannya. Respon yang timbul ini diikuti oleh stimulus-stimulus tertentu.
· Mazhab Behaviorisme Albert Bandura
Bandura menekankan teori pembelajaran sosial yang merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional atau behavioristik. Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Bandura pada tahun 1986. Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada kesan dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran sosial ini akan menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana belajar dari orang lain.
· Dua konsep dasar yang paling utama B.F. Skinner dalam teori operant conditioning, yaitu reinforcement (peneguhan) dan punishment (hukuman). Selain kedua konsep dasar tersebut, konsep dasar teori operant conditioning lainnya adalah extinction, spontaneous recovery, generalization, discrimination, dan shaping.
1. Reinforcement atau peneguhan
Reinforcement atau peneguhan adalah stimuli yang meningkatkan atau menguatkan tingkatan perilaku dalam sebuah organisme. reinforcement atau peneguhan memiliki dua bentuk yaitu positive reinforcement dan negative reinforcement. Positive reinforcement -menguatkan perilaku dengan cara menyuguhkan stimulus positif segera setelah terjadinya perilaku. negative reinforcement-menguatkan perilaku dengan cara menghilangkan stimulus negatif segera setelah terjadinya perilaku.
2. Punishment atau hukuman
Punishment atau hukuman adalah stimuli yang menurunkan atau melemahkan tingkatan perilaku dalam sebuah organisme. punishment memiliki dua bentuk, yaitu positive punishment dan negative punishment. Positive punishment- melemahkan perilaku dengan menyajikan stimulus aversif segera setelah terjadinya perilaku. Negative punishment – melemahkan perilaku dengan menghapus stimulus positif segara setelah terjadinya perilaku.
3. Extinction atau kepunahan
Extinction terjadi ketika perilaku yang diperkuat sebelumnya tidak lagi diperkuat dengan peneguhan positif maupun peneguhan negatif. konsep extinction dalam teori operant conditioning memiliki kesamaan dengan teori classical conditioning. contohnya dalam eksperimen yang dilakukan Skinner, tikus mungkin akan berhenti menekan tombol jika layanan makanan terhenti.
4. Spontaneous recovery atau pemulihan spontan
Spontaneous recovery terjadi ketika perilaku yang telah hilang kembali muncul tanpa adanya peneguhan. hal ini sifatnya muncul tiba-tiba, karena stimulus yang dihasilkan hanya muncul saat respon aktif secara mendadak.
5. Generalization atau generalisasi
Generalization terjadi ketika seorang individu belajar untuk membuat tanggapan tertentu terhadap stimulus tertentu dan kemudian membuat tanggapan yang sama atau serupa namun dalam situasi yang berbeda.
6. Behavior Shaping atau membentuk perilaku
Shaping adalah metode pengkondisian yang banyak digunakan dalam pelatihan hewan dan mengajarkan bahasa nonverbal manusia. hal ini tergantung pada keberagaman operant dan peneguhan. shaping terjadi dengan cara mengurangi atau memecah perilaku yang kompleks ke dalam beberapa perilaku yang lebih sederhana. selain itu, shaping juga dapat terjadi dengan menguatkan beberapa pendekatan yang berurutan terhadap perilaku yang kompleks. contoh : mengajarkan kepada seorang anak bagaimana cara berjalan.
· Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbale balik yang berkesinambungan antara kognitine perilaku dan pengaruh lingkungan. Faktor- faktor yang berproses dalam observasi adalah perhatian, mengingat, produksi motorik, motivasi. Sedangkan B. F. Skinner memegang pandangan deterministik atas sifat dasar manusia, menurutnya manusia tidak bebas, tetapi dikontrol oleh dorongan dari lingkungannya. Manusia akan mengontrol hidupnya dengan cara memanipulasi lingkungan mereka kemudian membentuk perilaku mereka.
· Bandura pernah menyatakan, “apabila pengetahuan dapat diperoleh hanya melalui akibat dari tindakan seseorang, proses kognitif dan perkembangan sosial akan sangat terbelakang, dan juga akan menjadi sangat melelahkan”. salah satu asumsi awal dan dasar teori kognisi sosial Bandura adalah bahwa manusia cukup fleksibel dan mampu mempelajari berbagai sikap, kemampuan, dan perilaku, serta cukup banyak dari pembelajaran tersebut yang merupakan hasil dari pengalaman tidak langsung.
Bandura yakin bahwa perilaku baru diperoleh melalui dua bentu pembelajaran: pembelajaran melalui observasi dan pembelajaran aktif. Elemen inti dari pembelajaran melalui observasi adalah modeling, yang difasilitasi dengan mengobservasi aktivitas yang tepat, melakukan pengkodean dengan benar dari peristiwa tersebut sebagai representasi di dalam ingatan, melakukan perilaku tersebut secara actual, dan termotivasi dengan cukup. Pembelajaran aktif memberikan jalan bagi manusia untuk mendapatkan pola baru dari perilaku kompleks melalui pengalaman langsung, dengan memikirkan dan mengevaluasi konsekuensi dari tingkah laku mereka. Proses belajar memberikan manusia suatu kemampuan untuk melakukan control dari kejadian-kejadian yang membentuk jalan hidup mereka. Akan tetapi, kontrol berada dalam interaksi timbal-balik tiga arah antara variable manusia, perilaku, dan lingkungan.
· Kekurangan teori Skinner
Beberapa kelemahan dari teori ini berdasarkan analisa teknologi adalah bahwa:
- teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa lengkap; analisa yang berhasil bergantung pada keterampilan teknologis,
- keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar- mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat. Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.
· Kelebihan teori Skinner
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan
· Kelemahan teori Albert Bandura
Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
· Kelebihan teori Albert Bandura
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata reflex atas stimulus (S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasan merespon) dan imitation (peniruan). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak-anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak-anak, faktor social dan kognitif.
· Bagaimana jika lingkungan sekitar manusia tersebut positif/baik akan tetapi ada si individu yang dia itu perilakunya tidak sesuai dengan lingkunnya yang positi dalam artian menyimpang, apakah perilaku tersebut bisa jadi bawaan dari lahir atau karna faktor pengalaman?
Perilaku seseorang tidak sesuai dengan lingkungannya bisa jadi dikarenakan faktor pengalaman dan faktor genetik. Korelasi genetik dan pengalaman hidup tersebut lalu membentuk identitas diri dan mempengaruhi perangai seseorang dalam suatu lingkungan. Mungkin seseorang tersebut memiliki pengalaman yang tidak enak(buruk) misal dalam keluarga, orangtuanya broken home dan anak yang jadi korban karena kurang mendapat perhatian dari orangtuanya. Jadi meskipun berada di lingkungan yang positif (baik) belum tentu orangnya yg mendiami di lingkungan tersebut mempunyai sifat baik juga.
· Teori belajar sosial menempatkan “reciprocal determinism” sebagai prinsip dasar untuk menganalisis fenomena psikososial dalam berbagai tingkat yang kompleks. bagaimanaa seseorang dapat membentuk perilaku sosialnya secara interpersonal tetapi pada dasarnya dia tidak memiliki peran interaksi organisasi dalam diri nya?
Seseorang atau sekelompok orang mendirikan organisasi tujuan akhirnya bukan sekadar berdiri kokohnya organisasi tersebut, melainkan agar orang-orang yang terlibat di dalamnya bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Dengan alasan tersebut, semakin banyak dan semakin variatif kebutuhan seseorang, semakin ia terlibat pada berbagai macam organisasi berbeda, mengingat setiap organisasi hanya mampu memenuhi kebutuhan tertentu. Nah jika seseorang tidak memiliki peran organisasi dalam dirinya, maka caranya adalah:
- Latihlah kemampuan mendengar- Sering mengikuti workshop misal tentang leadership- Harus mempunyai rasa percaya diri dan yakin bahwa dirinya mampu
Komentar
Posting Komentar