Langsung ke konten utama

KONSEP MANUSIA DARI AL-QURAN, HADIST, dan AL-GHAZALI

 

Al-Qur’an dan Al-Hadis Psikologi

 

A. Konsep Manusia dalam Qur’an dan Hadist

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara ciptaan Allah yang lain. Manusia diberi akal pikiran yang dapat digunakan untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul dalam kehidupanManusia disebut sebagai bani Adam karena dia menunjukkan asal usul yang bermula dari nabi Adam ‘alaihissalam sehingga dia tahu dan sadar akan jati dirinya. Misalnya, darimana ia berasal, untuk apa ia hidup, dan kemana dia akan kembali. Penggunaan istilah bani Adam menunjukkan bahwa manusia bukan hasil dari evolusi makhluk anthropus (sejenis kera). Al-Quran memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi, yang sedang dalam perjalanan menuju kehidupan spiritual yang suci dan abadi di akhirat kelak, meskipun ia harus melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa ketika melakukan kesalahan di dalam kehidupan dunia

B. Tujuan Penciptaan Manusia

1. Khalifah di bumi

Kata khalifah sendiri berasal dari kata kerja “khalafa” yang berarti “mengganti dan melanjutkan”. Manusia dituntut untuk memperlakukan bumi dan sisinya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban Islam. Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi. Manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang mana ibadah itu

adalah untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat

2. Abdullah

Abdullah berarti hamba Allah. Dari arti kata tersebut, maka manusia sejatinya harus tunduk, patuh, dan taat pada segala perintah dan menjauhi segala larangan yang telah Allah tetapkanManusia harus beribadah kepada Allah baik dalam pengertian sempit (shalat, puasa, haji, dsb.) maupun luas (melaksanakan semua aktifitas baik dalam hubungan secara vertikal kepada Allah SWT ataupun bermuamalah dengan sesama manusia untuk memperoleh keridhaan Allah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT dan Hadis.

Tugas-tugas Manusia: Vertikal dan horisontal yaitu Proses Penciptaan manusia

a) Vertikal

Sebagai makhluk Allah Subhanahuwata’ala manusia mempunyai tugas utama yaitu beribadah kepada Allah Subhanahuwata’ala. Baik ibadah mahdoh yaitu menjaga hubungan dengan Sang Pencipta maupun ibadah ghairu mahdoh yang berarti menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Dengan kata lain, manusia harus siap melaksanakan tugasnya

b) Horizontal

1. Tugas terhadap dirinya sendiri

Tugas manusia terhadap dirinya sendiri sesuai dengan Al-qur’an dan hadis antara lain :

a. Manusia bertugas mencari dan menemukan ilmu pengetahuan. ( Q.S An-Nahl 43)

b. Manusia bertugas menjaga dan memelihara dirinya sendiri dari sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya serta kesengsaraan.(Q.S At-Tahrim 6)

2. Tugas dalam keluarga

3. Tugas dalam masyarakat

a. Mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (Q.S al-Hujurat : 10 )

b. Tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan (Q.S al-Maidah : 2)

c. Menegakkan keadilan dalam masyarakat (Q.S al-Nisa : 135)

d. Bertanggung jawab terhadap mar ma’ruf nahi munkar ( Q.S Ali Imran 104 dan 110)

e. Berlaku baik terhadap golongan masyarakat yang lemah, termasuk di dalamnya

adalah para fakir miskin serta anak yatim (Q.S al Taubah : 60, al Nisa’ : 2), orang yang cacat tubuh (Q.S ‘Abasa : 1-11).

4. Tugas terhadap alam

a. Mengulturkan natur (membudayakan alam),

b. Menaturkan kultur (mengalamkan budaya.

c. MengIslamkan kultur (mengIslamkan budaya),

 

C. Proses Penciptaan Manusia
Al-Quran sebagai kitab suci umat islam tidak hanya berbicara mengenai petunjuk praktis dan prinsip kehidupan umat manusia, namun berbicara juga mengenai proses penciptaan manusia. Beberapa pandangan ilmuwan menyatakan bahwa manusia bukan berasal dari penciptaan melainkan proses alamiah dan revolusi. Untuk itu, islam memiliki kitab suci Al Quran untumenjelaskan bagaimana proses penciptaan manusia mulai dari hanya setitik air yang hina hingga berkembang secara kompleks.

1. Tahapan Primordial

Tahapan Pertama adalah saat manusia pertama diciptakan pertama kali dari saripati tanah dan diberikan ruh hingga bentuk yang seindah-indahnya. Hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat berikut :

1. QS Al An’am (6) : 2

Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).

2. QS Shaad (38) : 71

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.”

3. QS Al-Hijr (15) : 28

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Di dalam ayat-ayat Al-Quran tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari bahan dasar tanah yang kemudian dengan kekuasaan dan hukum-hukumnya dibentuk rupa dan beragam fungsi dari fisik yang ada dalam tubuh manusia. Hal ini tentunya dilakukan Allah pada manusia pertama yaitu Nabi Adam SAW. Hingga setelah itu ada proses penciptaan manusia berupa hukum biologis.

 

 

2. Tahapan Biologi

Tahapan biologi adalah sunnatullah atau hukum Allah melalui proses biologis yang terdapat dalam fisik atau tubuh manusia beserta segala perangkatnya. Proses biologi ini membedakan hakikat manusia menurut islam dengan makhluk lainnya yang tidak memiliki ruh dan akal untuk mengambil keputusan saat dewasanya. Proses tersebut adalah sebagai berikut :

Nuthfah (inti sari tanah yang dijadikan air mani) 

Rahim (tersimpan dalam tempat yang kokoh)

Alaqah (darah yang beku menggantung di rahim)

Mudgah (Segumpal daging dan dibalut dengan tulang belulang)

Ditiupkan ruh

 


Al-Ghazali dan Teori Psikologi


A. Biografi al-Ghazali

Abu Hamid Muhammad ibnu Ahmad Al-Gazali Al-Thusi. Al-Gazali lahir pada tahun 450  H/1058 M di Tabaran, salah satu wilayah di Thus, yakni kota terbesar kedua di Khurasan setelah Naisabur. Kepada nama kota kelahirannya inilah kemudian nama Al-Gazali dinisbatkan (al- Thusi). AlGazali adalah seorang tokoh pemikir muslim yang hidup pada bagian akhir dari zaman keemasan di bawah khilafah Abbasiyah yang berpusat di Bagdad. Al-Ghazali sempat berpartisipasi dalam kehidupan politik keagamaan pada tahun-tahun terakhir pemerintahan Nizam dan kemudian menjadi sosok sentral.

B. Karya-karya Al-Ghazali

1. Dalam bidang tasawuf

a) Adab al-suffah

b) Al-adab fi ad-Din

c) Al-arba’in fi Ushul al-Din

d) Al-imlau’am asykali al-Ihya’

e) Ihya’ Ulumuddin

f) Ayyuhal al-Walad

g) Bidayah al-hidayah watahdzib al-nufuz bil adab al-syariyah

h) Jawahil al-qur’an wa dauruha

i) Al-hikam fi makhluqat allah

j) Khulasut al tasauf

k) Al-risalah laduniyah

l) Al-risalah al-wadziyah

m) Fatihah al-ulum

n) Qawaid al-asyrah

o) Al-kasyfu wa al-tabyin fi gurur al-halqi ajmain

p) Al-mursyid al amin ila mauidhat al mu’minin

q) Musykilat al-anwar

r) Mukasyafat al-qutub al-muqarrab ila al-hadhrati alami al-ghuyub

s) Minhajul al-abidin ila al-jannah

t) Mizan al-amal

2. Dalam bidang aqidah

a) Al-ajwibah al-ghazaliyah fi masail al-akhruwiyah

b) Al-istishad fi al-I’tiqad

c) Al-jamu al-‘awwam an ‘ilmu al-kalam

d) Al-risalah al-quddasiyah fi qawwaidu al-aqaid

e) Aqidah ahlu al-sunnah

f) Fadlailu al-bathiniyah wa fadlailu al-mustadlariyah

g) Fishal al-tafriqah baina al-islam wa zindiqah

h) Al-qisthas al-mustaqim

i) Kimia al-sa’adah

j) Al-maqshidu al-insy fi syahri asma allah al husna

3. Dalam bidang fiqh dan ushl fiqh

a) Asrar al-hajj

b) Al-mustasyfa fi ilmi al-ushul

c) Al-wajiz fi al-furu’

4. Dalam bidang mantiq dan filsafat

a) Tahafut al-falasifah

b) Risalah al-thayr

c) Mikha al-nadhari fi al-mantiq

d) Misykat al-anwar

e) Ma’ary al-qudsy fi madarij ma’rifat an-nafs

f) Mi’yar al-ilm fi al-mantiq

g) Maqashid al-falasifah

h) Al-munqidz min al-djalal

· Karya manuskrip

1. Tentang tasawuf

a) Jami’ al-haqaiq bitajribah al-alaiq

b) Zuhd al-fatih

c) Madkhal al-suluk ila manazil al-mulk

d) Ma’arrij al-sakilin

e) Nur al-syam’ah fi bayan dluhri al-jami’ah

2. Fiqh dan ushl fiqh

a) Al-basith fi al-furu’ ala nihayah al-muthlab

b) Ghayah masail al-daur

c) Al-mankhul fi al-ushul

d) Al-washith al-muhidth bi iqthar al-basith

3. Falsafat

a) Haqaid al-ukim li ahli al-fahm

b) Al-ma’rifat al-aqliyah wa al-hikmah al-ilahiyah

c) Fadhail al-qur’an

 

C. Manusia dalam pandangan al-Gazali

Menurut al-Ghazali, manusia tersusun dari unsur jasmani dan rohani, sejalan dengan firman

Allah dalam al-Qur’an surat al-Shaad ayat 71-72. Hakikatmanusia adalah jiwanya (aspek rohani). Unsur rohanilah yang membedakan manusia dengan makhluk-rnakhluk Allah lainnya. Menurut Al-Ghazali, aspek rohaniyah manusia meliputi al-qalb, al-ruh, al-nafs dan al-’aql . Keempat aspek inilah yang menjadi motor penggerak dalam diri manusia.


D. Konsep al-Ghazali tentang kehidupan psikhis

Menurut Al Ghazali, jiwa merupakan substansi yang berdiri sendiri dan mempunyai sifat yang berbeda dengan badan. Jiwa dan badan terdiri dari dua dunia yang berbeda. Jiwa berasal dari dunia metafisik, bersifat imaterial, tidak berbentuk komposisi, mengandung daya mengetahui yang bergerak, dan kekal. Sedangkan badan merupakan substansi yang berasal dari dunia metafisik, bersifat materi, berbentuk komposisi dan tidak mengandung daya-daya, dan tidak kekal. Jiwa merupakan nafs yang terdiri dari ruh, akal, dan kalbu yang memengaruhi gerak badan. Jiwa manusia terdiri atas substansi yang mempunyai dimensi dan kemampuan merasa untuk bergerak dan yakin berupa potensi dasar yang memiliki jiwa.

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fun Fact: Kalian Tau Gak Sih Erotomania Itu Apa? Yuk Sama-sama Kita Belajar Bareng

EROTOMANIA      Erotomania adalah kondisi di mana seseorang meyakini dengan kuat bahwa ada seseorang yang mencintainya, meskipun kenyataannya tidak demikian. Bahkan, dalam beberapa kasus, penderita erotomania mungkin meyakini bahwa orang terkenal tertentu mencintainya.      Orang dengan erotomania memiliki keyakinan yang kuat bahwa mereka sedang disukai oleh seseorang, meskipun orang tersebut mungkin tidak mengenal atau pernah bertemu dengan mereka.       Gangguan delusi erotomania bisa muncul hanya dari berkhayal, mendengar berita, atau melihat aktivitas di media sosial seseorang. Meskipun gangguan ini lebih umum dialami oleh wanita, pria juga dapat mengalaminya. Gejala yang dapat menjadi tanda-tanda seseorang sedang mengalami gangguan erotomania      Selain keyakinan yang berlebihan bahwa seseorang mencintainya, penderita erotomania juga mungkin mengalami gejala-gejala berikut: Menghabiskan waktu berbicara tentang orang yang ...

Fun Fact : Pernahkah kamu mendengar tentang Impostor Syndrome? mari kita sama-sama mempelajarinya!

  IMPOSTOR SYNDROME Impostor syndrome adalah perasaan dimana seseorang merasa kesuksesan mereka disebabkan oleh kebetulan atau keberuntungan atau usaha keras yang misterius dan bukan karena kemampuan dan kompetensi mereka sendiri, hal ini dapat diukur melalui fake, luck dan discount. Orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap terbentuknya fenomena Impostor Syndrome pada anak-anak mereka. Ketika bertemu dengan penderita Impostor Syndrome yang sudah dewasa, pesan atau perilaku yang diberikan oleh orang tua mereka di masa kanak-kanak adalah faktor pendorong munculnya Impostor Syndrome . Pesan yang biasanya diterima dari orang tua hanyalah kritik dan jarang mendapat pujian dari orang tua. Ketika seorang anak mendengar kritik yang konsisten untuk sesuatu yang tidak sempurna, mereka belajar bahwa tidak ada hal lain yang penting, orang tua hanya memperhatikan tentang kesalahan yang dilakukan oleh anak mereka. Di sisi lain, jika anak tidak pernah menerima pujian apa pun...

Fun Fact : Pernahkah kamu mendengar istilah "SELF CARE" ?? Yuk kita cari tau sama-sama

SELF CARE        Self-care merujuk pada tindakan individu untuk merawat dirinya sendiri secara fisik, mental, dan emosional guna menjaga kesejahteraan dan kualitas hidupnya. Self-care adalah konsep yang melibatkan kesadaran individu terhadap kebutuhan pribadinya serta pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini dapat mencakup hal-hal seperti istirahat yang cukup, menjaga pola makan sehat, olahraga, meditasi, hingga mengelola stres dan emosi.      Menurut World Health Organization (WHO), self-care adalah kemampuan individu, keluarga, dan komunitas untuk mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, menjaga kesehatan, dan mengatasi penyakit dengan atau tanpa dukungan tenaga kesehatan. Aspek Self-Care: 1. Self-Care Fisik: Melibatkan kegiatan yang membantu menjaga kesehatan fisik, seperti tidur yang cukup, pola makan seimbang, olahraga rutin, dan menjaga kebersihan diri. 2. Self-Care Mental: Fokus pada menjaga kesehatan mental dan emosional ...