Langsung ke konten utama

Fun Fact: Mudah Merasa Curiga? Hati-hati, Bisa Jadi Ini Pertanda Kalau Kamu Mengalami Trust Issue

 



Oleh:

Divisi Keilmuan HMJ Psikologi UIN Walisongo

Trust issue adalah situasi ketika seseorang mengalami rasa sulit percaya pada orang lain yang disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, seperti dikhianati, disakiti, dikecewakan, diabaikan, dan lain sebagainya. Masalah ini kerap terjadi atas pengalaman pribadi pada masa lalu yang sulit untuk dilupakan. Kejadian di masa lampau yang tidak menyenangkan, seperti dikhianati atau disakiti, membuat sebagian orang menjadi trauma sehingga terbentuklah krisis kepercayaan atau trust issue ini. Meskipun terlihat sepele, tetapi masalah trust issue ini secara berlanjut akan menyebabkan seseorang menjadi kesulitan saat akan menjalin suatu hubungan. Bagaimana mungkin ia mampu merasa bahagia dalam hubungan tersebut apabila selalu dihantui dengan rasa curiga yang berlebihan? That will be a toxic relationship! Beberapa tanda seseorang memiliki trust issue diantaranya mudah curiga, merasa kesepian, cenderung tidak memiliki hubungan mendalam dengan orang lain, sulit berkomitmen, protektif dan sulit untuk memaafkan.

Selain itu, ada kondisi yang menyebabkan seseorang memiliki trust issue. Penyebab tersebut yaitu:

1. Pengalaman Dari Masa Lampau

Trust issue tumbuh dari hasil pengalaman seseorang, baik itu di masa lampau maupun masa sekarang ini. Di masa lampau, khususnya hubungan dirinya dengan orang tua karena orang tualah yang memainkan peran cukup besar dalam ranah keluarga. Bisa dikatakan keluarga merupakan lingkungan pertama kita tumbuh dan dibesarkan. Apabila seseorang telah mengalami sebuah kekecewaan, pengkhianatan, rasa sakit, ataupun pengabaian semasa kecilnya atau paling tidak semasa remaja, hal itu akan berdampak dan menyebabkan trust issue saat ia tumbuh dewasa. Kita tahu, memanglah semua orang pastinya mengalami masa lalu, hanya saja sikap kita dalam menghadapi dan menerima masa lalu tentunya berbeda. Bagi sebagian orang, masa lalu dapat melekat pada dirinya, tetapi bagi sebagian orang lagi, tidak.

2. Kejadian Menyedihkan atau Menyakitkan

Kejadian menyedihkan atau menyakitkan seseorang di masa lalu akan menghadirkan traumatis yang cukup mendalam, bahkan bisa sampai ia beranjak dewasa. Misalnya, ia mengalami kecelakaan, suatu penyakit, ataupun kehilangan seseorang yang berharga di dalam hidupnya. Tidak hanya itu, pelecehan atau penyerangan, baik secara verbal maupun nonverbal dapat memengaruhi rasa percaya seseorang terhadap orang lain. Hal ini tentunya banyak terjadi pada kasus penyerangan, seperti percobaan pembunuhan, ataupun kasus pemerkosaan.

3. Hubungan Asmara

Trust issue bisa juga terjadi dalam ranah hubungan asmara. Sebagai contoh, orang yang mengalami trust issue pernah dikecewakan oleh orang yang ia sayangi, seperti sering dibohongi, diselingkuhi, atau diperlakukan tidak baik lainnya. Semua orang mengalami masa lalu. Namun, sikap, penerimaan, dan kerentanan setiap orang berbeda. Bagi beberapa orang masa lalu dapat membekas terlalu dalam, dan tidak untuk sebagian orang. Demikian juga halnya dengan intesitas pengalaman masa lalu berbeda-beda untuk setiap orang.

Trust Issue memiliki dampak terhadap diri sendiri akibat hubungan sosial yang semakin tidak sehat, mungkin beberapa orang akan menjaga jarak. Maka akhirnya hal ini dapat menyebabkan stress, menurunkan rasa percaya diri dan cenderung posesif. Seseorang mungkin cenderung menjadi overthinking; selalu memikirkan terus menerus tentang kepercayaan dan ketidak-percayaan; memikirkan mendalam cara menghindarinya dan memikirkan menghadapi risikonya, padahal semuanya belum terjadi dan mungkin tidak terjadi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi trust issue diantaranya:

1.       Meminimalisir kebiasaan overthinking

2.       Belajar untuk percaya pada seseorang yang ada di sekitar

3.       Belajar mengikhlaskan

4.       Jangan memaksakan diri

5.       Berikan kesempatan kepada mereka yang pernah mengecewakan

Apabila cara-cara di atas masih terasa sulit untuk kalian lakukan atau jalani, kalian bisa lakukan cara selanjutnya, yakni berkonsultasi ke terapis atau psikolog. Banyak jenis terapi akan membantu seseorang mendapatkan kembali kemampuan untuk mempercayai orang lain, dan hubungan dalam terapi itu sendiri menjadi latihan dalam memperoleh kepercayaan. Hal yang terpenting untuk mengatasi trust issue adalah dengan menyadarinya. Ingatlah bahwa di antara orang yang menyakiti akan lebih banyak lagi orang yang sebenarnya menyayangi dengan sepenuh hati. Jangan menghabiskan waktu kita untuk bertahan dengan orang yang salah karena kita terlalu berharga untuk hal itu.


Sumber : 

https://www.gramedia.com/best-seller/trust-issue/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fun Fact: Kalian Tau Gak Sih Erotomania Itu Apa? Yuk Sama-sama Kita Belajar Bareng

EROTOMANIA      Erotomania adalah kondisi di mana seseorang meyakini dengan kuat bahwa ada seseorang yang mencintainya, meskipun kenyataannya tidak demikian. Bahkan, dalam beberapa kasus, penderita erotomania mungkin meyakini bahwa orang terkenal tertentu mencintainya.      Orang dengan erotomania memiliki keyakinan yang kuat bahwa mereka sedang disukai oleh seseorang, meskipun orang tersebut mungkin tidak mengenal atau pernah bertemu dengan mereka.       Gangguan delusi erotomania bisa muncul hanya dari berkhayal, mendengar berita, atau melihat aktivitas di media sosial seseorang. Meskipun gangguan ini lebih umum dialami oleh wanita, pria juga dapat mengalaminya. Gejala yang dapat menjadi tanda-tanda seseorang sedang mengalami gangguan erotomania      Selain keyakinan yang berlebihan bahwa seseorang mencintainya, penderita erotomania juga mungkin mengalami gejala-gejala berikut: Menghabiskan waktu berbicara tentang orang yang ...

Fun Fact : Pernahkah kamu mendengar tentang Impostor Syndrome? mari kita sama-sama mempelajarinya!

  IMPOSTOR SYNDROME Impostor syndrome adalah perasaan dimana seseorang merasa kesuksesan mereka disebabkan oleh kebetulan atau keberuntungan atau usaha keras yang misterius dan bukan karena kemampuan dan kompetensi mereka sendiri, hal ini dapat diukur melalui fake, luck dan discount. Orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap terbentuknya fenomena Impostor Syndrome pada anak-anak mereka. Ketika bertemu dengan penderita Impostor Syndrome yang sudah dewasa, pesan atau perilaku yang diberikan oleh orang tua mereka di masa kanak-kanak adalah faktor pendorong munculnya Impostor Syndrome . Pesan yang biasanya diterima dari orang tua hanyalah kritik dan jarang mendapat pujian dari orang tua. Ketika seorang anak mendengar kritik yang konsisten untuk sesuatu yang tidak sempurna, mereka belajar bahwa tidak ada hal lain yang penting, orang tua hanya memperhatikan tentang kesalahan yang dilakukan oleh anak mereka. Di sisi lain, jika anak tidak pernah menerima pujian apa pun...

Fun Fact : Pernahkah kamu mendengar istilah "SELF CARE" ?? Yuk kita cari tau sama-sama

SELF CARE        Self-care merujuk pada tindakan individu untuk merawat dirinya sendiri secara fisik, mental, dan emosional guna menjaga kesejahteraan dan kualitas hidupnya. Self-care adalah konsep yang melibatkan kesadaran individu terhadap kebutuhan pribadinya serta pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini dapat mencakup hal-hal seperti istirahat yang cukup, menjaga pola makan sehat, olahraga, meditasi, hingga mengelola stres dan emosi.      Menurut World Health Organization (WHO), self-care adalah kemampuan individu, keluarga, dan komunitas untuk mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, menjaga kesehatan, dan mengatasi penyakit dengan atau tanpa dukungan tenaga kesehatan. Aspek Self-Care: 1. Self-Care Fisik: Melibatkan kegiatan yang membantu menjaga kesehatan fisik, seperti tidur yang cukup, pola makan seimbang, olahraga rutin, dan menjaga kebersihan diri. 2. Self-Care Mental: Fokus pada menjaga kesehatan mental dan emosional ...