People pleaser merupakan istilah bagi
orang yang berusaha keras untuk melakukan atau mengatakan hal-hal baik bagi
orang lain, bahkan ketika itu bertentangan dengan perasaan mereka. Definisi
yang paling ringkas dari people pleaser
adalah seseorang yang selalu mencoba membuat orang lain merasa senang. Seorang people pleaser akan selalu
memprioritaskan kepentingan orang lain di atas kepentingan mereka sendiri. Hal
ini disebabkan ketika cita-cita seseorang untuk merasa penting dan ingin
berkontribusi di kehidupan orang lain. Ketika seorang people pleaser mendapat pujian. Serta pengakuan dari orang lain, ia
akan merasa aman dan percaya diri. Kebiasaan people pleaser ditimbulkan oleh rasa takut dibenci serta tidak
disukai jika tidak melakukan apa yang orang lain minta.
People pleaser didorong oleh pemikiran
tetap yang dibutuhkan dan selalu berusaha agar semua orang menyukainya. Seorang
people pleaser yakin bahwa ketika ia
bersikap baik kepada orang lain akan melindunginya dari penolakan. Sikap untuk
selalu menyenangkan ini termasuk pola perilaku kompulsif bahkan adiktif, karena
seorang people pleaser dikendalikan
oleh kebutuhan untuk selalu menyenangkan orang lain dan ketergantungan akan
persetujuan atau pengakuan dari orang lain, tetapi disisi lain ia merasa
tertekan ketika harus selalu memenuhi kebutuhan- kebutuhan tersebut yang
akhirnya dapat merugikan diri sendiri.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang people pleaser akan melakukan apa saja
untuk membuat orang lain percaya bahwa ia adalah orang penting yang selalu
dapat diandalkan. Seorang people pleaser
akan terus berusaha membuat orang lain bahagia tetapi mengabaikan kebahagiaan
mereka sendiri. Ciri-ciri yang dimiliki oleh people pleaser:
1. Mengutamakan keinginan
orang lain di
atas kebutuhan sendiri, agar disukai orang lain.
2. Menganggap kebahagiaan
orang lain adalah tanggung jawabnya
3. Haus akan pujian
4. Tidak bisa berkata
“tidak” pada orang lain
5. Sering meminta maaf
padahal dirinya tidak melakukan kesalahan apapun
Dampak yang terjadi
apabila seseorang sudah menjadi people
pleaser:
1. Membebani dirinya
sendiri
2. Akan merasa terjebak dan
tidak dapat bebas menjadi dirinya sendiri
3. Sering merasa tertekan
dan tidak bahagia
4. Sangat mudah untuk
dimanfaatkan oleh orang lain
Penyebab People Pleaser
Menurut Paul, awal mula sikap people
pleaser berasal dari pola masa kecil yang telah ada sejak lama. Biasanya
orang tua berharap supaya anak-anak mereka menjadi orang baik yang selalu
dibanggakan. Sebagai contoh ketika seorang anak menuruti keinginan orang tuanya
maka ia akan dihargai, diperhatikan, dan dibanggakan. Dan sebaliknya, ketika
sang anak tidak menuruti apa yang orang tua inginkan, maka ia akan dihukum,
diabaikan dan ditolak. Orang tua yang berusaha menampilkan citra yang kuat dan
cakap, terlepas dari kebutuhan anak untuk dicintai dan menjadi dirinya sendiri,
hal tersebut justru membuat sang anak percaya bahwa dia akan diterima jika dia
menuruti dan mengikuti keinginan orang lain.
Dalam buku yang berjudul ‘How to Stop Feeling Like Shit by Andrea Owen’,
yang dibaca dan di rangkum oleh Shophia Mega, menjelaskan bahwa salah satu
penyebab seseorang menjadi people pleaser
adalah karena mereka terbiasa hidup dengan standar orang lain yang sulit untuk
dipuaskan, misalnya standar orang tua yang kadang kala memaksa anaknya untuk
mengikuti atau menuruti kehendaknya. Maka hal tersebut dapat menjadikan
seseorang sulit mengatakan ‘tidak’ dan membuat kita merasa tidak pernah baik di
mata orang lain.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa penyebab seseorang
mengalami people pleaser adalah
berasal dari trauma maupun pola pikir serta perilaku masa kecil yang telah
terbentuk sejak lama. Seorang people
pleaser melihat diri mereka hanya ada untuk melayani orang lain dan
menganggap bahwa kebahagian orang lain merupakan tanggung jawabnya.
Ada banyak cara yang dapat kita
terapkan agar kita tidak menjadi people
pleaser. Berikut merupakan 4 hal
yang dapat diterapkan dalam hidup agar tidak menjadi seorang people pleaser, diantaranya:
1. Berani menolak
permintaan orang lain jika dirasa merugikan diri sendiri. Jangan ragu untuk
menolak jika sebenarnya dalam hati bertentangan.
2. Jadilah tegas kepada
diri sendiri dan orang lain. Sifat kurang tegas ini membuat kamu mudah
diremehkan oleh orang lain.
3. Mengungkapkan pendapat
sendiri tentang suatu hal dengan sederhana.
4. Selalu ingat dampak
buruk yang akan terjadi.
5. Tanamkan dalam diri
bahwa kebahagiaanmu juga penting. Jika selalu menggantungkan kebahagiaan dengan
membahagiakan orang lain, kapan kamu mengerti akan makna bahagia itu?.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa menghargai atau menyenangkan orang lain memang penting, namun bukan berarti kita harus terus-menerus mengorbankan diri kita sendiri karena akan timbul dampak yang buruk pula bagi diri sendiri. Dalam konsep islam pun people pleaser juga tidak dibenarkan, karena harus menyenangkan dan mengharapkan ridho dari Allah SWT serta ridho dari orang tua, apabila konteksnya istri yakni ridho dari seorang suami. Maka dari itu be yourself, jadilah diri kamu sendiri dan ungkapkan apapun yang memang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Referensi
Safitri,
I. D. (2023). Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Mengatasi People
Pleaser pada Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten (Doctoral dissertation, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten).
Wee,
D. (2021). Tegas Membangun Batas. LAKSANA.
Damayanti,
Desi. (2020). Nikmati hidupmu, ini 5 cara cerdas berhenti jadi “people
pleaser”.
https://www.idntimes.com/life/inspiration/daysdesy/nikmati-hidupmu-ini-5-cara-cerdas-berhenti-jadi-people-pleaser-c1c2

Komentar
Posting Komentar