Langsung ke konten utama

Fun Fact: Apa yang Kamu Ketahui Tentang "Self Monitoring"? Apa Manfaatnya Bagi Diri Kita?

 



Self Monitoring

 

     Self monitoring dalam psikologi juga dikenal sebagai pengelolaan diri atau regulasi diri yakni suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengendalikan serta mengatur cara membawa diri, emosi, serta mengubah tingkah laku dirinya sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang ia dapatkan dalam lingkungan tertentu, sehingga ia dapat dipandang memberikan kesan positif oleh orang lain yang ada disekitarnya. Pola dari self monitoring ini biasanya digunakan dalam intervensi psikologi untuk membentuk perilaku pada individu.

     Seseorang yang mempunyai pemantauan diri (self-monitoring) tinggi lebih mampu mengubah perilaku mereka untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan situasi yang ada. Sedangkan mereka yang memiliki pemantauan diri (self-monitoring) rendah cenderung bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan dan perasaan internal mereka sendiri. Contoh kecil dari self monitoring yakni pada seseorang anak yang berbicara di kelas mungkin mendapati diri mereka menyela (langkah 1: memperhatikan perilaku) dan berhenti sejenak untuk menunggu sampai pembicaraan orang lain tersebut selesai sebelum dirinya berbicara lagi (langkah 2: mengubah perilaku). Seorang anak (atau orang dewasa) yang berusaha untuk bergiliran ketika berbicara  memiliki empati terhadap orang lain.

Jenis Self Monitoring

1. Acquisitive: Jenis pemantauan diri (self-monitoring) ini yaitu untuk mendapatkan perhatian serta persetujuan dari orang lain. Cara yang dibuat untuk mengubah perilaku dengan membantuk individu dalam penyesuaian diri atau dalam meraih perhatian, status, atau kekuasaan dengan melibatkan penilaian reaksi orang lain.

2. Protective: Jenis pemantauan diri (self-monitoring) ini bertujuan untuk melindungi individu dari penolakan orang lain. Orang-orang akan mengamati situasi dan reaksi, lalu kemudian memodifikasi perilaku mereka sendiri dengan cara yang akan disetujui oleh suatu kelompok. Tujuannya yakni untuk mencegah rasa malu dan penolakan oleh orang lain atau kelompok.

Sebenarnya, self-monitoring merupakan hal yang dilakukan manusia secara alami. Namun, kadang kala hal ini dapat diterapkan pada situasi yang berbeda-beda. Pemantauan diri ini memiliki manfaat apabila digunakan untuk:

1)      Mengubah perilaku spesifik

2)      Meningkatkan kesadaran diri (self-awareness)

3)      Lebih peka terhadap orang lain

4)      Meningkatkan kemampuan interpersonal

5)      Memperkirakan dampak sebuah tindakan pada situasi tertentu

Tujuan memiliki Self Monitoring

     Self monitoring menjadi hal yang sangat penting bagi seseorang untuk membuat tingkah laku atau perilaku individu itu sendiri menjadi perilaku yang tepat, perilaku yang baik, serta perilaku yang sesuai dengan harapannya untuk tujuan yang semakin baik.

     Oleh karena itu, bagi individu yang ingin menerapkan pemantauan diri sebagai cara mengubah perilaku menjadi lebih baik. Terdapat beberapa tahapan, diantaranya:

1)      Membuat perencanaan yang mungkin akan dilakukan

Tentukan target perilaku yang ingin dipantau dan diubah. Biasanya ini berkaitan dengan kesehatan, mood, pola makan, atau aktivitas sosial.

2)      Melakukan pengamatan perilaku

Pilih cara untuk mengamati proses perubahan perilaku ini. Tak hanya secara mental, namun bisa juga dengan cara ditulis. Mulai dari mencatat frekuensi, durasi, dan intensitasnya.

3)      Evaluasi diri atau penilaian

Pada beberapa kasus, pemantauan diri bisa dilakukan terus menerus. Dari proses yang dilakukan, sudah sesuai atau belum sesuai dengan rencana. Jika berhasil melakukan, apa yang membuat individu itu berhasil. Dan saat gagal melakukan perencanaan tersebut, apa yang membuat individu gagal.

     Pemantauan diri dapat mempunyai kelebihan dan kekurangan tergantung pada situasi dan bagaimana penerapannya. Ini mungkin berguna jika seseorang ingin menjadi lebih sadar akan suatu perilaku sehingga seseorang tersebut dapat bekerja untuk mengubahnya. Dalam kasus lain, ini dapat menyebabkan masalah apabila berkontribusi pada perasaan kesadaran diri dan kecemasan.

 

 

 

 

Referensi

Husna, A. R. (2022). Pemantauan Diri Sendiri (Self-Monitoring). https://www.materikonseling.com/2020/10/pemantauan-diri-self-monitoring.html?m=1

Pillow, D. R., Hale Jr, W. J., Crabtree, M. A., & Hinojosa, T. L. (2017). Exploring the relations between self-monitoring, authenticity, and well-being. Personality and Individual Differences, 116, 393-398.

Srisastra, N. T. (2021). Mengenal Self Monitoring. https://psike.id/mengenal-self-monitoring/

Trifiana, Azelia. (2021). Mengenal Istilah Self Monitoring, Piawai Membaca situasi Atau Justru Tidak Jadi Diri Sendiri?. https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-istilah-self-monitoring

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fun Fact: Kalian Tau Gak Sih Erotomania Itu Apa? Yuk Sama-sama Kita Belajar Bareng

EROTOMANIA      Erotomania adalah kondisi di mana seseorang meyakini dengan kuat bahwa ada seseorang yang mencintainya, meskipun kenyataannya tidak demikian. Bahkan, dalam beberapa kasus, penderita erotomania mungkin meyakini bahwa orang terkenal tertentu mencintainya.      Orang dengan erotomania memiliki keyakinan yang kuat bahwa mereka sedang disukai oleh seseorang, meskipun orang tersebut mungkin tidak mengenal atau pernah bertemu dengan mereka.       Gangguan delusi erotomania bisa muncul hanya dari berkhayal, mendengar berita, atau melihat aktivitas di media sosial seseorang. Meskipun gangguan ini lebih umum dialami oleh wanita, pria juga dapat mengalaminya. Gejala yang dapat menjadi tanda-tanda seseorang sedang mengalami gangguan erotomania      Selain keyakinan yang berlebihan bahwa seseorang mencintainya, penderita erotomania juga mungkin mengalami gejala-gejala berikut: Menghabiskan waktu berbicara tentang orang yang ...

Fun Fact : Pernahkah kamu mendengar tentang Impostor Syndrome? mari kita sama-sama mempelajarinya!

  IMPOSTOR SYNDROME Impostor syndrome adalah perasaan dimana seseorang merasa kesuksesan mereka disebabkan oleh kebetulan atau keberuntungan atau usaha keras yang misterius dan bukan karena kemampuan dan kompetensi mereka sendiri, hal ini dapat diukur melalui fake, luck dan discount. Orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap terbentuknya fenomena Impostor Syndrome pada anak-anak mereka. Ketika bertemu dengan penderita Impostor Syndrome yang sudah dewasa, pesan atau perilaku yang diberikan oleh orang tua mereka di masa kanak-kanak adalah faktor pendorong munculnya Impostor Syndrome . Pesan yang biasanya diterima dari orang tua hanyalah kritik dan jarang mendapat pujian dari orang tua. Ketika seorang anak mendengar kritik yang konsisten untuk sesuatu yang tidak sempurna, mereka belajar bahwa tidak ada hal lain yang penting, orang tua hanya memperhatikan tentang kesalahan yang dilakukan oleh anak mereka. Di sisi lain, jika anak tidak pernah menerima pujian apa pun...

Fun Fact : Pernahkah kamu mendengar istilah "SELF CARE" ?? Yuk kita cari tau sama-sama

SELF CARE        Self-care merujuk pada tindakan individu untuk merawat dirinya sendiri secara fisik, mental, dan emosional guna menjaga kesejahteraan dan kualitas hidupnya. Self-care adalah konsep yang melibatkan kesadaran individu terhadap kebutuhan pribadinya serta pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini dapat mencakup hal-hal seperti istirahat yang cukup, menjaga pola makan sehat, olahraga, meditasi, hingga mengelola stres dan emosi.      Menurut World Health Organization (WHO), self-care adalah kemampuan individu, keluarga, dan komunitas untuk mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, menjaga kesehatan, dan mengatasi penyakit dengan atau tanpa dukungan tenaga kesehatan. Aspek Self-Care: 1. Self-Care Fisik: Melibatkan kegiatan yang membantu menjaga kesehatan fisik, seperti tidur yang cukup, pola makan seimbang, olahraga rutin, dan menjaga kebersihan diri. 2. Self-Care Mental: Fokus pada menjaga kesehatan mental dan emosional ...