Langsung ke konten utama

Fun Fact: Sejauh Mana "Self Development" Yang Kita Lakukan Pada Diri Sendiri? Yuk Kita Simak Bareng-bareng!!

 




SELF DEVELOPMENT

   Self development atau pengembangan diri didefinisikan sebagai langkah peningkatan diri sendiri yang diusahakan individu sepanjang hidupnya agar dapat mengelola atau mengendalikan diri dengan sangat baik dan efisien.

     Self development merupakan cara yang dijalani oleh individu untuk pengembangan kesadaran diri (self awareness), potensi, bakat, kemampuan, ataupun ketrampilan. Tujuannya tentu untuk meningkatkan kualitas hidup seorang individu.

Beberapa aspek dari self development dalam psikologi, diantaranya:

1. Kesadaran diri: Melibatkan pengetahuan yang lebih dalam mengenai diri sendiri, termasuk identifikasi nilai-nilai, minat, kemauan, serta tujuan hidup. Kesadaran diri yang baik membantu individu menemukan tujuan hidup yang bermakna dan bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka.

2. Pengelolaan tujuan: Menetapkan tujuan yang memotivasi. Kehidupan seperti karir, hubungan, kesehatan, dan pertumbuhan realistis.

3. Pengelolaan diri: Kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola diri dengan efektif. Ini termasuk mengatasi stres, kecemasan, dan lainnya, serta membangun ketahanan emosional.

4. Pengalaman baru dan eksplorasi diri: Dengan mengalami hal-hal baru, seseorang dapat belajar mengenai diri mereka sendiri, menemukan minat baru, dan mengembangkan wawasan yang lebih dalam tentang kekuatan serta kelemahan mereka.

Berikut beberapa langkah konkrit untuk menerapkan self development dalam psikologi:

1.      Refleksi Diri: Luangkan waktu untuk merenung tentang diri, evaluasi pencapaian, pertumbuhan, dan bagian-bagian yang ingin diperbaiki.

2.      Tentukan Tujuan: Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang spesifik, terukur, dapat dicapai, dan sesuai dengan nilai dan aspirasimu.

3.      Tingkatkan Keterampilan: Identifikasi keterampilan yang ingin dikembangkan, misalnya keterampilan interpersonal, keterampilan profesional, atau keterampilan pribadi, dan terapkan langkah-langkah untuk mengasahnya.

4.      Berlatih Penyadaran Diri: Pelajari tentang dirimu dengan lebih mendalam melalui praktik meditasi, yoga, dan lain sebagainya.

5.      Evaluasi Kemajuan: Lakukan evaluasi secara berulang pada kemajuan yang telah dilakukan, dan lihat di mana dirimu dapat melakukan perubahan serta peningkatan lebih lanjut.

Manfaat menerapkan self development, yaitu:

1.      Meningkatkan ketrampilan

2.      Meningkatkan produktivitas

3.      Meningkatkan kepuasan diri

4.      Pengelolaan emosi yang lebih baik

5.      Meningkatkan hubungan interpersonal

6.      Kualitas hidup menjadi lebih baik

7.      Pengembangan potensi

 

 

Referensi

 

Hidayah, Rizna. (2022). Perbedaan Self Improvement dan Self Development Beserta Contohnya. https://www.idntimes.com/life/education/rizna-m-hidayah/perbedaan-self-improvement-dan-self-development-beserta-contohnya

Suweca, I, K. (2022). “Self Development”, Seberapa Pentingkah?. https://www.kompasiana.com/economistsuweca.blogspot.com/61d16d0e166717540850d524/sudahkah-anda-mencantumkan-program-self-development-pada-resolusi-2022-ini-penting-sekali?page=3&page_images=1

Wicaksono, Punto. (2023). 5 Hal Utama untuk Membangun Self Development. https://www.qubisa.com/article/5-hal-utama-untuk-membangun-self-development

Zahira, Fairus. (2021). Self development 4.0. https://www.sahabatguru.com/self-development-40

 

 

 

 

 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fun Fact: Kalian Tau Gak Sih Erotomania Itu Apa? Yuk Sama-sama Kita Belajar Bareng

EROTOMANIA      Erotomania adalah kondisi di mana seseorang meyakini dengan kuat bahwa ada seseorang yang mencintainya, meskipun kenyataannya tidak demikian. Bahkan, dalam beberapa kasus, penderita erotomania mungkin meyakini bahwa orang terkenal tertentu mencintainya.      Orang dengan erotomania memiliki keyakinan yang kuat bahwa mereka sedang disukai oleh seseorang, meskipun orang tersebut mungkin tidak mengenal atau pernah bertemu dengan mereka.       Gangguan delusi erotomania bisa muncul hanya dari berkhayal, mendengar berita, atau melihat aktivitas di media sosial seseorang. Meskipun gangguan ini lebih umum dialami oleh wanita, pria juga dapat mengalaminya. Gejala yang dapat menjadi tanda-tanda seseorang sedang mengalami gangguan erotomania      Selain keyakinan yang berlebihan bahwa seseorang mencintainya, penderita erotomania juga mungkin mengalami gejala-gejala berikut: Menghabiskan waktu berbicara tentang orang yang ...

Fun Fact : Pernahkah kamu mendengar tentang Impostor Syndrome? mari kita sama-sama mempelajarinya!

  IMPOSTOR SYNDROME Impostor syndrome adalah perasaan dimana seseorang merasa kesuksesan mereka disebabkan oleh kebetulan atau keberuntungan atau usaha keras yang misterius dan bukan karena kemampuan dan kompetensi mereka sendiri, hal ini dapat diukur melalui fake, luck dan discount. Orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap terbentuknya fenomena Impostor Syndrome pada anak-anak mereka. Ketika bertemu dengan penderita Impostor Syndrome yang sudah dewasa, pesan atau perilaku yang diberikan oleh orang tua mereka di masa kanak-kanak adalah faktor pendorong munculnya Impostor Syndrome . Pesan yang biasanya diterima dari orang tua hanyalah kritik dan jarang mendapat pujian dari orang tua. Ketika seorang anak mendengar kritik yang konsisten untuk sesuatu yang tidak sempurna, mereka belajar bahwa tidak ada hal lain yang penting, orang tua hanya memperhatikan tentang kesalahan yang dilakukan oleh anak mereka. Di sisi lain, jika anak tidak pernah menerima pujian apa pun...

Fun Fact : Pernahkah kamu mendengar istilah "SELF CARE" ?? Yuk kita cari tau sama-sama

SELF CARE        Self-care merujuk pada tindakan individu untuk merawat dirinya sendiri secara fisik, mental, dan emosional guna menjaga kesejahteraan dan kualitas hidupnya. Self-care adalah konsep yang melibatkan kesadaran individu terhadap kebutuhan pribadinya serta pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini dapat mencakup hal-hal seperti istirahat yang cukup, menjaga pola makan sehat, olahraga, meditasi, hingga mengelola stres dan emosi.      Menurut World Health Organization (WHO), self-care adalah kemampuan individu, keluarga, dan komunitas untuk mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, menjaga kesehatan, dan mengatasi penyakit dengan atau tanpa dukungan tenaga kesehatan. Aspek Self-Care: 1. Self-Care Fisik: Melibatkan kegiatan yang membantu menjaga kesehatan fisik, seperti tidur yang cukup, pola makan seimbang, olahraga rutin, dan menjaga kebersihan diri. 2. Self-Care Mental: Fokus pada menjaga kesehatan mental dan emosional ...