Langsung ke konten utama

Fun Fact: Apa Itu "Personal Branding"?. Yuk Mari Kita Bahas Bersama-sama!!

 



PERSONAL BRANDING

          Personal branding mengacu pada cara seseorang memahami, mempromosikan, dan membangun citra diri mereka sendiri. Erwin Parengkuan dan Becky Tumewu (dalam Robby Firmansyah, dkk,2017) berpendapat bahwa personal branding melibatkan pemahaman yang mendalam mengenai siapa kamu, nilai-nilai, keahlian, dan kepribadianmu, serta bagaimana kamu ingin dilihat oleh orang lain. Dalam konteks psikologi, personal branding dapat terlibat pada peningkatan kepercayaan diri, pengembangan identitas diri yang kuat, serta  menciptakan hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Hal ini juga dapat memengaruhi bagaimana seseorang berperilaku dan berinteraksi dalam berbagai situasi sosial maupun profesional.

Tujuan personal branding adalah:

1.      Meningkatkan Kepercayaan Diri: Melalui pemahaman yang lebih baik mengenai diri sendiri dan penghargaan terhadap kekuatan dan keterampilan pribadi, personal branding dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang.

2.      Pengembangan Identitas Diri yang Kuat: Personal branding membantu seseorang mengidentifikasi nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup mereka, yang pada gilirannya membantu dalam pengembangan identitas diri yang kuat dan melekat.

3.      Merangsang   persepsi   yang  bermakna: Yaitu menciptakan citra positif yang sesuai dengan nilai-nilai dan kualitas pribadi seseorang, sehingga dapat memengaruhi bagaimana orang lain melihat mereka.

4.      Meningkatkan Karier dan Kesuksesan: Dengan membangun personal branding yang kuat, seseorang bisa meningkatkan peluang mereka dalam karier dan mencapai kesuksesan profesional dengan lebih mudah.

5.      Membangun Hubungan yang Lebih Baik: Personal branding juga dapat membantu seseorang dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain karena mereka lebih jelas tentang identitas dan nilai-nilai mereka, sehingga dapat berinteraksi dengan orang lain dengan lebih valid.

Manfaat Personal Branding

a.       Menjadi Top of Mind, atau menjadi hal utama yang akan diingat oleh orang lain karena sudah tertanam di benak orang lain tersebut.

b.      Memposisikan diri dalam peran kepemimpinan serta mampu meningkatkan wewenang dan kepercayaan dari orang lain.

c.       Meningkatkan kewibawaan diri ditengah persaingan

d.      Membuka peluang yang baik.

Bagaimana kita bisa memulai untuk melakukan personal branding?

1.      Find your passion, temukan passion mu dengan cara aktif mengikuti berbagai kegiatan serta memperkaya diri dengan pengalaman. Dengan begitu kita bisa memahami diri kita sebenarnya apa yang menjadi minat kita

2.      Deskripsikan siapa dirimu, tuliskan tentang latar belakang diri, kelebihan dan kekurangan diri.

3.      Menentukan tujuan. Bagaimana reputasi yang kita inginkan  atau bagaimana diri kita ingin dikenal dan dilihat orang lain.

4.      Tentukan siapa yang menjadi target audiens kita , kita harus memahami karakteristiknya, apa yang mereka butuh dan inginkan.

5.      Mari dimulai dengan cara membuat resume atau portofolio tentang diri dan juga berinteraksi dengan target audiens kita melalui media sosial.

6.      Jaga konsistensi.

 

Referensi

Haroen, D. (2014). Personal branding. Gramedia Pustaka Utama.

Setiawan, D. (2018). Strategi membangun personal branding dalam meningkatkan performance diri. Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, 4(1).

Hussein, M. A., & QHi, M. (2013). Mengenal Personal Branding Terlengkap. Adamssein Media.

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fun Fact: Kalian Tau Gak Sih Erotomania Itu Apa? Yuk Sama-sama Kita Belajar Bareng

EROTOMANIA      Erotomania adalah kondisi di mana seseorang meyakini dengan kuat bahwa ada seseorang yang mencintainya, meskipun kenyataannya tidak demikian. Bahkan, dalam beberapa kasus, penderita erotomania mungkin meyakini bahwa orang terkenal tertentu mencintainya.      Orang dengan erotomania memiliki keyakinan yang kuat bahwa mereka sedang disukai oleh seseorang, meskipun orang tersebut mungkin tidak mengenal atau pernah bertemu dengan mereka.       Gangguan delusi erotomania bisa muncul hanya dari berkhayal, mendengar berita, atau melihat aktivitas di media sosial seseorang. Meskipun gangguan ini lebih umum dialami oleh wanita, pria juga dapat mengalaminya. Gejala yang dapat menjadi tanda-tanda seseorang sedang mengalami gangguan erotomania      Selain keyakinan yang berlebihan bahwa seseorang mencintainya, penderita erotomania juga mungkin mengalami gejala-gejala berikut: Menghabiskan waktu berbicara tentang orang yang ...

Fun Fact : Pernahkah kamu mendengar tentang Impostor Syndrome? mari kita sama-sama mempelajarinya!

  IMPOSTOR SYNDROME Impostor syndrome adalah perasaan dimana seseorang merasa kesuksesan mereka disebabkan oleh kebetulan atau keberuntungan atau usaha keras yang misterius dan bukan karena kemampuan dan kompetensi mereka sendiri, hal ini dapat diukur melalui fake, luck dan discount. Orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap terbentuknya fenomena Impostor Syndrome pada anak-anak mereka. Ketika bertemu dengan penderita Impostor Syndrome yang sudah dewasa, pesan atau perilaku yang diberikan oleh orang tua mereka di masa kanak-kanak adalah faktor pendorong munculnya Impostor Syndrome . Pesan yang biasanya diterima dari orang tua hanyalah kritik dan jarang mendapat pujian dari orang tua. Ketika seorang anak mendengar kritik yang konsisten untuk sesuatu yang tidak sempurna, mereka belajar bahwa tidak ada hal lain yang penting, orang tua hanya memperhatikan tentang kesalahan yang dilakukan oleh anak mereka. Di sisi lain, jika anak tidak pernah menerima pujian apa pun...

Fun Fact : Pernahkah kamu mendengar istilah "SELF CARE" ?? Yuk kita cari tau sama-sama

SELF CARE        Self-care merujuk pada tindakan individu untuk merawat dirinya sendiri secara fisik, mental, dan emosional guna menjaga kesejahteraan dan kualitas hidupnya. Self-care adalah konsep yang melibatkan kesadaran individu terhadap kebutuhan pribadinya serta pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini dapat mencakup hal-hal seperti istirahat yang cukup, menjaga pola makan sehat, olahraga, meditasi, hingga mengelola stres dan emosi.      Menurut World Health Organization (WHO), self-care adalah kemampuan individu, keluarga, dan komunitas untuk mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, menjaga kesehatan, dan mengatasi penyakit dengan atau tanpa dukungan tenaga kesehatan. Aspek Self-Care: 1. Self-Care Fisik: Melibatkan kegiatan yang membantu menjaga kesehatan fisik, seperti tidur yang cukup, pola makan seimbang, olahraga rutin, dan menjaga kebersihan diri. 2. Self-Care Mental: Fokus pada menjaga kesehatan mental dan emosional ...