Langsung ke konten utama

Fun Fact : Pernah gak kalian mendengar istilah Mirror of Effect ? Yuk kita bahas bersama


 
MIRROR OF EFFECT


    Mirror of effect adalah fenomena di mana perilaku, sikap, atau respons seseorang cenderung mencerminkan atau meniru perilaku, sikap, atau respons orang lain. Fenomena ini dapat terjadi dalam berbagai konteks seperti psikologi, interaksi sosial, dan media teknologi.

    Efek cermin juga dapat berarti melihat atau menyadari aspek-aspek diri sendiri melalui orang lain. Misalnya, seseorang mungkin melihat kekurangan atau kelebihan mereka sendiri saat mereka melihat perilaku serupa pada orang lain. Ini dapat membantu dalam pengembangan diri dan pemahaman lebih dalam tentang diri sendiri.

    Teori "Mirror of Effect" menjelaskan bahwa perilaku anak seringkali merupakan pantulan dari cara orang tua bertindak, berucap, dan berperilaku. Orang tua perlu memahami dan memperhatikan teori ini dalam interaksi sehari-hari dengan anak .

    Mirror of Effectadalah fenomena yang terjadi ketika perilaku anak-anak mencerminkan perilaku orang lain, biasanya orang dewasa. Dalam konteks psikologi, "Mirror of Effect" dikenal sebagai "mirroring" atau "kesamaan," yang berarti meniru cara bersikap dan berbicara orang lain. Teknik ini dikenal sebagai "the chameleon effect" dan dapat digunakan dalam interaksi sosial untuk meningkatkan kesadaran dan simpati orang lain terhadap diri sendiri

    Dalam konteks perkembangan perilaku anak, Mirror of Effect dapat terjadi ketika anak-anak meniru perilaku orang tua atau guru mereka, seperti dalam situasi pandemi COVID-19. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku anak, seperti meningkatkan kecemasan atau kekhawatiran, serta mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain.

    Dalam beberapa penelitian, "Mirror of Effect" juga dikaitkan dengan efek pengenalan dan memori, seperti dalam penelitian tentang efek cermin dalam pengenalan dan memori. Penelitian ini menunjukkan bahwa "Mirror of Effect" dapat mempengaruhi cara kita mengenali dan mengingat informasi, serta mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain.

    Dalam sintesis, "Mirror of Effect" adalah fenomena yang terjadi ketika perilaku anak-anak mencerminkan perilaku orang lain, dan dapat mempengaruhi perkembangan perilaku anak serta interaksi sosial.

    Sebagian besar anak merasa penting untuk melakukan gerakan di rumah, namun sebagian besar juga tidak senang saat harus belajar dari rumah. Penting bagi guru dan orang tua untuk memberikan pendidikan yang bermakna selama pembelajaran di rumah, tidak hanya fokus pada capaian akademik, tetapi juga pada kecakapan hidup dan pemahaman mengenai pandemi Covid-19 .

    Konsep pembelajaran yang tidak hanya fokus pada aspek akademik atau kognitif sesuai dengan model penilaian yang akan menggantikan ujian nasional, yaitu Asesmen Kompetensi dan Survei Karakter. Asesmen ini lebih menitikberatkan pada penalaran daripada capaian pemahaman materi. Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus menekankan pentingnya pembelajaran daring yang juga mengembangkan life skill dan karakter anak .

    Teori "Mirror of Effect" menjelaskan bahwa perilaku anak seringkali merupakan pantulan dari cara orang tua bertindak, berucap, dan berperilaku. Orang tua perlu memahami dan memperhatikan teori ini dalam interaksi sehari-hari dengan anak .

    Dalam konteks Work From Home, penting bagi orang tua untuk mengendalikan emosi mereka agar tidak berdampak negatif pada perilaku anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memahami dan mengelola stres, berkomunikasi secara efektif, dan mencari dukungan ketika diperlukan.

 

 

DAFTAR PUSAKA

 

https://kumparan.com/info-psikologi/kenali-mirroring-dalam-psikologi-serta-teknik-lainnya-agar-disukai-banyak-orang-21ayeZTtMYp

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2136752/

https://www.researchgate.net/publication/346513794_Mirror_of_Effect_dalam_Perkembangan_Perilaku_Anak_pada_Masa_Pandemi_Covid_19

[4] https://typeset.io/pdf/mirror-of-effect-dalam-perkembangan-perilaku-anak-pada-masa-4rrwfrcgex.pdf

https://journal.uny.ac.id/index.php/jurnaldiklus/article/view/32429/14306

Mirror of effect adalah fenomena di mana perilaku, sikap, atau respons seseorang cenderung mencerminkan atau meniru perilaku, sikap, atau respons orang lain. Fenomena ini dapat terjadi dalam berbagai konteks seperti psikologi, interaksi sosial, dan media teknologi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fun Fact: Kalian Tau Gak Sih Erotomania Itu Apa? Yuk Sama-sama Kita Belajar Bareng

EROTOMANIA      Erotomania adalah kondisi di mana seseorang meyakini dengan kuat bahwa ada seseorang yang mencintainya, meskipun kenyataannya tidak demikian. Bahkan, dalam beberapa kasus, penderita erotomania mungkin meyakini bahwa orang terkenal tertentu mencintainya.      Orang dengan erotomania memiliki keyakinan yang kuat bahwa mereka sedang disukai oleh seseorang, meskipun orang tersebut mungkin tidak mengenal atau pernah bertemu dengan mereka.       Gangguan delusi erotomania bisa muncul hanya dari berkhayal, mendengar berita, atau melihat aktivitas di media sosial seseorang. Meskipun gangguan ini lebih umum dialami oleh wanita, pria juga dapat mengalaminya. Gejala yang dapat menjadi tanda-tanda seseorang sedang mengalami gangguan erotomania      Selain keyakinan yang berlebihan bahwa seseorang mencintainya, penderita erotomania juga mungkin mengalami gejala-gejala berikut: Menghabiskan waktu berbicara tentang orang yang ...

Fun Fact : Pernahkah kamu mendengar tentang Impostor Syndrome? mari kita sama-sama mempelajarinya!

  IMPOSTOR SYNDROME Impostor syndrome adalah perasaan dimana seseorang merasa kesuksesan mereka disebabkan oleh kebetulan atau keberuntungan atau usaha keras yang misterius dan bukan karena kemampuan dan kompetensi mereka sendiri, hal ini dapat diukur melalui fake, luck dan discount. Orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap terbentuknya fenomena Impostor Syndrome pada anak-anak mereka. Ketika bertemu dengan penderita Impostor Syndrome yang sudah dewasa, pesan atau perilaku yang diberikan oleh orang tua mereka di masa kanak-kanak adalah faktor pendorong munculnya Impostor Syndrome . Pesan yang biasanya diterima dari orang tua hanyalah kritik dan jarang mendapat pujian dari orang tua. Ketika seorang anak mendengar kritik yang konsisten untuk sesuatu yang tidak sempurna, mereka belajar bahwa tidak ada hal lain yang penting, orang tua hanya memperhatikan tentang kesalahan yang dilakukan oleh anak mereka. Di sisi lain, jika anak tidak pernah menerima pujian apa pun...

Fun Fact : Pernahkah kamu mendengar istilah "SELF CARE" ?? Yuk kita cari tau sama-sama

SELF CARE        Self-care merujuk pada tindakan individu untuk merawat dirinya sendiri secara fisik, mental, dan emosional guna menjaga kesejahteraan dan kualitas hidupnya. Self-care adalah konsep yang melibatkan kesadaran individu terhadap kebutuhan pribadinya serta pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini dapat mencakup hal-hal seperti istirahat yang cukup, menjaga pola makan sehat, olahraga, meditasi, hingga mengelola stres dan emosi.      Menurut World Health Organization (WHO), self-care adalah kemampuan individu, keluarga, dan komunitas untuk mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, menjaga kesehatan, dan mengatasi penyakit dengan atau tanpa dukungan tenaga kesehatan. Aspek Self-Care: 1. Self-Care Fisik: Melibatkan kegiatan yang membantu menjaga kesehatan fisik, seperti tidur yang cukup, pola makan seimbang, olahraga rutin, dan menjaga kebersihan diri. 2. Self-Care Mental: Fokus pada menjaga kesehatan mental dan emosional ...